TEMPO.CO, Jakarta - Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan mengkonfirmasi pada Minggu 8 Juli, bahwa Korea Utara bersedia melaksanakan denuklirisasi selama pembicaraan tiga pihak di tingkat kementerian luar negeri.
"Hari ini, kami berhasil menegaskan kembali komitmen kami untuk semakin memperkuat kerja sama tripartit guna mencapai tujuan bersama kami untuk melucuti semua jenis senjata pemusnah massal dan rudal seluruhnya, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dipulihkan. Kami juga membahas langkah kerjasama untuk mendorong Korea Utara supaya mengambil tindakan konkret untuk menerapkan ketentuan-ketentuan resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Taro Kono, Menteri Luar Negeri Jepang.
Baca: Korea Utara: Pemikiran Amerika Serikat Seperti Bandit
Komitmen ini dipertegas dengan pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, "Korea Utara menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan denuklirisasi. Korea Utara juga menegaskan kembali komitmen sebelumnya untuk menghancurkan situs uji coba rudal, yang akan membuat semenanjung Korea dan dunia lebih aman."
Sementara Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha, berharap untuk melanjutkan dialog konstruktif dan produktif antara Amerika Serikat dan Korea Utara, di mana Korea Selatan siap memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai denuklirisasi komprehensif Korea Utara.
"Dalam dua KTT antar-Korea dan pertemuan AS-Korea Utara bulan lalu, ketiga pemimpin jelas sedang menuju ke tujuan bersama. Dan kunjungan Pompeo ke Pyongyang kali ini telah mengambil langkah pertama ke arah itu. Kami berharap ini akan diikuti oleh perundingan yang lebih membangun dan produktif antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Republik Korea siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan untuk menggerakkan dialog bersama." kata Kang dalam konferensi pers usai rapat trilateral.
Konvoi membawa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menuju Istana Kumsusan di Pyongyang, Jumat 6 Juli 2018. [VCG Photo]
Ketiga menteri itu juga menyatakan komitmen untuk menjamin keberlangsungan rezim di Korea Utara, sesuai dengan pengaturan yang dicapai di pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un di Singapura.
Menurut pemerintah Jepang, agen khusus Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an menculik warga Jepang untuk melatih perwira intelijen Korea Utara dan mengajarkan bahasa Jepang. Tokyo mengklaim ada 17 orang yang diculik, meskipun ada laporan yang mengatakan lebih banyak warga Jepang yang diculik. Korea Utara sendiri mengakui ada 13 orang Jepang yang hilang berada di wilayahnya.
Baca: Dubes Jepang: Kesepakatan AS-Korea Utara Harus Ada Langkah Nyata
Pada Sabtu, muncul laporan bahwa Washington dan Pyongyang telah sepakat untuk membentuk kelompok kerja, yang akan memeriksa jalannya denuklirisasi semenanjung Korea. Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa wakil ketua Komite Pusat Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara telah menyerahkan Pompeo surat dari Kim kepada Trump.
Pompeo mengatakan dia tidak bertemu Kim pada kunjungan terakhirnya ke Pyongyang, seperti yang telah dilakukannya dua kali sebelumnya.
Foto satelit fasilitas uji coba nuklir Korea Utara di Provinsi Hamgyong utara, 23 Mei 2018. Penutupan fasilitas uji coba nuklir ini merupakan lanjutan dari perjanjian dengan Korea Selatan yang bersepakat untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan berdamai. Satellite image © 2018 DigitalGlobe, a Maxar company/Handout via REUTERS
Pompeo juga berkicau di Twitter bahwa dia bertemu Menteri Luar Negeri Kono di Tokyo untuk membahas aliansi AS dengan Jepang dan mempertahankan tekanan maksimum kepada Korea Utara. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga memuji Pompeo di kediamannya di Tokyo.
"Saya ingin memberi penghargaan kepada kepemimpinan yang kuat yang telah Anda tunjukkan dalam bernegosiasi dengan Korea Utara. Ini benar-benar menunjukkan ikatan tak tergoyahkan dari aliansi Jepang-AS," kata Abe kepada Pompeo, seperti dilansir dari Reutes.
Baca: Lewat Menlu AS, Trump Titip CD Elton John untuk Kim Jong Un
Dia mengatakan sebelum berangkat ke Pyongyang, dia telah menulis daftar rincian tentang komitmen Korea Utara dan mempertahankan momentum untuk melaksanakan perjanjian Trump dan Kim di Singapura. Para pejabat intelijen AS sebelumnya mengatakan bahwa Pompeo ingin menyetujui setidaknya daftar awal situs nuklir Korea Utara dan inventaris yang dapat diperiksa oleh data interlijen yang ada. Pompeo mengatakan dia telah mendorong Korea Utara untuk menghancurkan situs uji coba rudal dan Amerika Serikat ingin penghancuran dilakukan segera mungkin.